a Silent Love (Part V)
Cerita sebelumnya bisa di baca di Continued Story :) Aku datang 30 menit lebih awal dari anak-anak yang lain, sesuai permintaan Miss. Metta. Ruang musik terasa sepi. Tidak ada penghuni lain selain diriku. Ardi pun belum terlihat batang hidungnya. Kemana dia? Apa dia menerapkan kebiasaan-datang-telat-karena-malas-menunggunya yang sempat ia beritahukan padaku? Sepertinya tidak, ini sudah perintah Miss. Metta. Aku yakin dia tidak akan melakukan itu untuk kali ini. Untuk menghabiskan waktu menunggu Miss. Metta datang, aku kembali mengulang lagu Ballad Pour Adeline dan memainkannya dengan lebih memerhatikan dinamika. “Kalau boleh kasih saran lebih baik di bagian ini kamu gunakan pianissimo. Agar lebih tersentuh. Itu menurutku. Tadi kau kurang lembut memainkannya.” Mengapa dia selalu ada secara tiba-tiba dan keberadaannya sangat mengagetkan? Refleks aku memberhentikan permainanku dan melirik ...