Detik ini pun aku rindu
Aku memang belum pernah menceritakannya ke kamu. Karena... memang belum ingin! Hahaha. Twitter menjadi saksi bisu akan ceriwisnya aku menceritakan tentang manusia satu ini. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku sedang merindukan seseorang. Seseorang yang kukenal sejak April 2021 dan melakukan pertemuan pertama di Juni 2021. Mungkin kamu pikir pertemuan kami barulah singkat, tapi perasaan kami masing-masing tidak bisa ditentukan hanya dengan waktu singkat itu. Kami sudah saling cinta, kawan.
Sekarang kamu mulai bertanya-tanya,
mengapa aku bisa merindukan seseorang itu. Ah, tanpa kamu tanya juga aku akan
cerita. Alasannya jelas, sebagaimana pasangan pada umumnya. Lebih spesifik, sebagaimana
mereka-mereka yang bertarung melawan jarak. Wah, memang. Dengan ini, aku tidak
pernah menepis kalimatnya Dilan. Rindu memang berat.
Sekali lagi. Rindu memang berat.
Jarakku dan manusia ini, kekasihku,
sekitar 11.188 km. Awas kalau kamu bilang ini dekat! Ya, memang sejauh itu. Ada
kepentingan utamanya di sana dan sedang ia coba untuk selesaikan. Sebagai pasangan
yang amat mendukung apa pun yang dilakukan pasangannya, aku tidak
mempermasalahkannya sama sekali. Aku tidak pernah khawatir untuk berada jauh
dari kekasihku karena satu hal. Kota, negara, dan zona waktu kami boleh beda,
tapi perasaan kami sama sekali tidak ada beda. Dan itu tidak ada lawan juga.
Padahal, baru sebulan kami berpisah. Ia
pergi di bulan Januari 2022 dan sekarang bahkan masih Februari. Sebelumnya,
kami sudah pernah berpisah lebih dari ini tentunya, namun yang namanya rindu
tidak pernah mau kenal durasi. Tidak pernah mau paham kondisi juga. Dia akan
selalu datang dan mengisi perasaanku akan kekasihku itu.
Aku selalu merindukannya. Bahkan saat
menuliskan ini pun, detik ini, aku rindu.
#CeritadiFebruariKe16
Comments
Post a Comment