Terima Kasih Inspiratorku, Naruto

6 November 2014, chapter ke-700, Kishimoto Masashi memutuskan untuk menyudahi manga series populer sejagat raya “Naruto”. Jujur saja, aku tidak langsung membacanya di tanggal itu. Aku menunggu sampai seminggu kemudian dan baru mulai membacanya.

“La, sudah baca chapter Naruto yang terakhir???”

“Eh, La, sumpah deh chapter Naruto yang terakhir tuh...”

“Masa sih, La, lu belum baca chapter Naruto yang terakhir? Gila, itu tuh...”

“Kak, udah baca chapter Naruto yang terakhir, kan? Menurut Ayah itu...”

Aku benar-benar mencegah dan memaksa mereka untuk tutup mulut dan tidak menceritakan sependek penggalan apapun dari chapter ke-700. Mengapa aku melakukan ini? Karena aku tahu minggu-minggu selanjutnya tidak akan ada lagi Naruto, maka aku memutuskan untuk menundanya dan membacanya seminggu kemudian. Sedih, karena tidak bisa membaca Naruto selama-lamanya lagi. Senang, karena akhirnya ending dari ceritanya pun sangat memuaskan dan Naruto berhasil menjadi manga/anime nomer satu sepanjang sejarah hidupku yang aku suka.

Aku mulai mengenal Naruto kelas 4 SD. Pada saat itu, aku tergila-gila dengan seseorang yang tampan namun berambut panjang, Hyuuga Neji. Betapa karismatiknya dia pada saat itu! Aku pun memperkenalkan Naruto kepada ayah. Aku menyuruhnya untuk membaca salah satu chapter dan ternyata ayah memberikan respon yang positif terhadap manga yang memang sangat seru itu. Sampai pada suatu hari, aku kaget melihat ayah menunjukanku komik Naruto dari volume 1 sampai 20. Aku terperanjak dan langsung membacanya dari awal, tanpa memperdulikan buku-buku sekolahku yang harusnya kupelajari setiap malam. Disitulah awal mula aku, ayahku, dan adikku yang aku kenalkan juga.

Kelas 5 SD, rasa sukaku ke Neji perlahan pudar karena adikku bersikeras bahwa Neji adalah satu-satunya miliknya. Dari situlah, begitu sudah mendalami komik dan sudah membaca beberapa, sesosok laki-laki dari tim 7 yang memakai baju biru dan celana putih, dengan sorot mata yang tajam, rambut hitam legam, dan karakter yang sangat dingin meskipun dengan teman sekelompoknya sendiri begitu gurunya, mengalihkan duniaku dari Neji—Uchiha Sasuke. Aku mulai menyukai Sasuke. Apapun tentang Sasuke, aku menyukainya. Bahkan semua orang bilang Sasuke adalah tokoh yang jahat, tapi tidak bagiku. Dia baik, dia hanya tidak mengerti apa-apa dan salah paham. Dan ternyata, sekarang pun hubungan Sasuke dan Naruto lebih baik dari sebelumnya. Mereka berteman dengan sangat baik dan itu semua karena selain Naruto, Sasuke pun baik : ) oh, iya. Dari kelas 5 sampai sekarang, aku tidak pernah pindah ke lain hati lagi. Selalu, dan akan selalu bersamanya.

Dengan jumlah chapter 700, aku merasa puas karena semua berakhir seperti yang diharapkan oleh seluruh Naruto lovers yang ada di dunia. Aku yakin, tidak ada satu orang pun yang kecewa akan ending ini. Karena inilah, aku ingin mengutarakan bagaimana bisa manga “Naruto” menjadi inspiratorku dalam berbagai hal.

 Pertama, kematian Neji. Melihat adikku yang membaca chapter 614 berakhir dengan sebuah tangisan yang tak kunjung reda, begitu aku mulai membaca aku pun melakukan hal yang sama. Kita nangis bersama. Bagaimana bisa seseorang yang awalnya membenci sesorang yang menganggapnya teman, rela mengorbankan dirinya demi seseorang yang tidak dia anggap teman? Aku tidak habis pikir melihat tindakan Neji yang benar-benar menunjukkan bahwa dirinya tidak lagi membenci Naruto seperti pada saat pertarungan ujian kenaikan Chuunin. Neji tahu bahwa Naruto sedang berada dalam bahaya dan dia rela mengorbankan tubuhnya tertusuk oleh kayu dan menyelamatkannya. Neji menginspirasiku bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Dia tahu bahwa apabila dirinya tidak menolong, maka Naruto akan mati dan tidak bisa menyelamatkan dunia. Dia pun menyadari bahwa Naruto lebih kuat daripadanya, maka dari itu ia rela berkorban demi kepentingan dunia ninja. Neji... setiap kali aku mengingatmu, sulit untuk melupakan bagaimana bisa seorang “Neji” mengorbankan dirinya untuk seorang Naruto. Karena Neji sudah beranggapan bahwa Naruto bukan merupakan musuhnya lagi, melainkan temannya.

Kedua, kematian Itachi. Chapter yang benar-benar membuatku patah hati sekaligus menangis tanpa henti adalah chapter 590—tepat di saat terakhir Itachi akan dicabut dari pengaruh Edo Tensei dan kembali mati. Di situ, untuk pertama kalinya aku melihat Sasuke menangis. Benar-benar menangis, mengeluarkan air mata kesedihan, bukan air mata penuh dendam. Sasuke menangisi kakaknya yang ia benci, tapi sebenarnya rasa sayangnya lebih besar. Aku ingin menjadi Itachi—seorang kakak yang sangat peduli terhadap adiknya walaupun adiknya selalu tidak percaya dengan semua perkataannya. Aku ingin menjadi Itachi, yang kuat menahan seluruh beban untuk terus berjalan dan harus meninggalkan adik kesayangannya demi keselamatan adiknya itu sendiri. Itachi, berani mengambil resiko apapun yang penting dapat menyelamatkan adiknya. Aku juga ingin menjadi Itachi, disaat Sasuke yang mengutuknya dengan berbagai macam penjelasan yang sama sekali ia tidak tahu kebenarannya, ia hanya mendengarkan. Seorang kakak yang baik hanya mendengarkan adiknya berbicara dan membiarkan dirinya disalah-salahkan, demi menjaga sebuah kebenaran yang dapat melukai hati adiknya. I’m Itachi-wanna-be.

Terakhir, Naruto. Apa ada seseorang yang lebih loyal, lebih rendah hati, lebih baik, lebih ambisius, lebih pekerja keras, lebih peduli daripada Naruto? Tidak, hanya ada satu. Hanya Naruto. Neji, Gaara, Temari, Kankurou, Pain/Nagato, sampai Obito, mereka semua sadar setelah mendengarkan apa yang Naruto utarakan. Seorang anak yatim piatu yang dikucilkan pada masa kecilnya, yang orang tuanya rela mengorbankan nyawanya untuk melawan monster berekor sembilan (kyuubi), yang ditubuhnya terdapat monster tersebut yang terkadang memberontak, yang sangat dibenci temannya sendiri tapi justru dia semakin menganggapnya seorang sahabat, yang pada akhirnya berhasil mencapai cita-citanya untuk menjadi Hokage adalah seseorang yang sama inspiratif. Naruto selalu menyayangi teman-temannya, bahkan dia tidak memiliki musuh karena telah berhasil mengetuk pitu hati seluruh musuh-musuhnya. Naruto sangat nakal, sering makan ramen di Ichiraku Ramen tanpa membayar dan melimpahkan seluruhnya ke guru Iruka, dan setelah itu dia melanjutkan sesi latihannya bahkan tidak beristirahat lebih lama. Naruto orang yang kuat, dia mencoba untuk menegarkan hati seseorang padahal dia sendiri pun butuh seseorang untuk menegarkan hatinya begitu mengingat kembali kedua orang tuanya. Melihat Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina saja dia belum sempat—seumur hidupnya dia bertanya-tanya seperti apa wujudnya. Di chapter 498 dia bertemu Kushina dan di chapter 439 ia bertemu Minato. Bertemu orang tua saat keadaannya sudah meninggal, betapa menyedihkan nasib seorang Naruto yang juga memiliki tanggung jawab yang besar dan andil dalam menyelamatkan dunia. Tapi, dia sama sekali tidak menunjukan sisi lemahnya dan sisi sedihnya. Semakin ia bersedih, semakin ia termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Aku ingin menjadi Naruto yang selalu melihat ke depan, selalu mempercayai temannya dalam kondisi apapun, dan mementingkan kepentingan bersama.

Dari 2006 – 2015, 9 tahun sudah aku bersama Naruto. Benar sekali, Naruto menginspirasiku banyak hal. Aku tidak pernah menyesal kalau aku menyukai manga yang benar-benar seru dari sisi manapun! Aku sangat berterima kasih terhadap Kishimoto Masashi yang sudah membuat Naruto dari tahun kelahiranku, 1997. Aku yakin, sampai tua pun nanti aku tidak akan pernah melupakan Naruto. Ah, bahkan tidak bisa. Semua itu telah melekat begitu lama dalam otakku, sehingga melupakannya pun tidak bisa, atau bahkan tidak perlu. Terima kasih, Naruto. Terima kasih banyak. Terima kasih telah mengisi hari-hariku selama 9 tahun. Namamu, kisah petualanganmu, tokoh-tokohmu, akan selalu terukir indah di memori ini dan tidak ada satu hal pun yang dapat menghapusnya. Selamat tinggal, Naruto.


Bonus:


Karena kalian telah membacanya sampai akhir, aku akan menunjukan penampilan dari anggota team 7 – 10 saat mereka sudah besar. (Aku antara cinta dan benci meng-upload foto SasukexSakura disini :’))

Ini Naruto dan Hinata bersama kedua anak mereka, Boruto dan Himawari. Boruto mirip sama Naruto banget, ya? memang XD


Sasuke sedang memeluk Sakura dan Sarada. Tolong itu Sakura ga usah pake so-sweet-an gitu di samping Sasuke -_- tapi Sarada bener2 Sasuke's girl version XD
Ini Sai dengan Ino dan anak mereka yang mernama Inojin. Dia trap (?) jangan salah, Inojin itu cowok haha :p
Ini Shikamaru, Temari, dan Shikadai. Shikadai benar-benar mirip Shikamaru dari segala aspek, bahkan sampai sifat bencinya terhadap wanita :3


Ini Chouji, Karui, dan Chocho. Seperti biasa, seluruh klan Akimichi pasti berbadan besar termasuk Chocho. Chocho benar-benar mewarisi sifat bapaknya XD


Ini Kiba dan Tamaki. Tamaki memang jarang terdengar, dia pernah kerja sebagai asisten Tim Taka dan pernah terlihat bersama Jugo. Antara sudah menikah atau masih pacaran, yang jelas mereka sudah saling mencinta *_*


Ini Lee dan Tenten. Masih belum jelas apakah mereka akhirnya menikah atau tidak. Kishimoto-san, tolong beri penjelasan :'D


Shino semakin aneh aja bentuknya (?) dia cuma dijelaskan sebagai guru, tanpa ada keterangan menjalin hubungan sama siapa. Kishimoto-san, tolong beri Shino jodoh ya :'D

Comments

Popular posts from this blog

Bukti-bukti Itachi dan Sasuke Saling Menyayangi

Perkenalkan, bencana terseram seumur hidup

Kurcaci-kurcaci HI-C