Between Fact And Fake

Akhirnyaaaaaaa gue mengijakkan kaki di Jawa selain Jawa Barat atau Jawa Tengah wkwk. Untuk my trip report kali ini, gue berada di Jawa Timur. Lebih tepatnya Surabaya dan Malang. Langsung aja, ya, gue ceritain perjalanan gue disana dari 24-27 Januari 2014. Di jamin pada iri deh :3 haha becanda ;) Day 1 (24 Januari 2014) Alhamdulillah gue dan sekeluarga mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Juanda. Sebelumnya, gue berangkat dari Bandung, bukan Jakarta. Dari Bandara blablabla. Dari sana, gue di jemput sama Umi Aci (adeknya Ayah) dan rombongannya. Dari Surabaya, tanpa basa basi kita langsung caw ke Malang bukan check-in penginapan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, akhirnya gue menapakkan kaki di tuan rumah dari 2 gunung populer se-Indonesia—Bromo dan Semeru. Gue juga ngelakuin study tour dadakan (?) gara-gara ngelewatin Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyyah Malang. Dua-duanya keren, bro. Gue dan keluarga bakal bermalam di Hotel Pohon Inn, ...

                Hyaaaaakkkk gue dateng dari khayangan!!! -_- setelah sekian lama gue udah nggak ngisi kolom ‘new entry’ di sini, akhirnya jam ini, menit ini, detik ini, kesampean juga buat nge-post lagi. Haduh, kangen berat euy sama kalian-kalian. Tapi, kalian kangen sama aku nggak, ya? :’3 haha. Daripada nyesek karena nggak dikangenin (?) gue langsung to the point aja nih sesuai sama judulnya, MOPD 2013.                 Dari tanggal 19 sampe 24 Agustus kemaren, gue diberi kesempatan buat bisa ikut berpartisipasi dalam acara MOPD 2013. Ya, dengan jabatan dan status gue yang bukan lagi sebagai pengurus OSIS, gue dapat berpartisipasi lagi karena jabatan gue sebagai Notulis MPK. Awalnya, gue nggak nyangka gue bisa dipercaya sama temen-temen gue (Pengurus OSIS) buat berpartisipasi dalam acara MOPD, karena gue bukan siapa-siapa. Tapi, begitu Aldi bilang, ‘bantu-bantu ya, Ol...

23 Juni 2013 adalah hari yang gue tunggu-tunggu sebagai pembukaan liburan yang nggak akan terlupakan. Allhamdulillah Allah ngasih gue kesempatan buat pergi ke Singapore lewat ajang Speech Contest sebagai final dari Spelling Bee. Allhamdulillah juga gue dipercaya sama ketiga juri sebagai pemenang Speech Contest dan berkesempatan untuk pergi ke Singapore. Berhubung tanggal 23 udah lewat, langsung aja gue mau laporan perjalanan gue selama 3 hari 2 malem di satu-satunya negara maju di Asia Tenggara itu. Tapi sebelumnya, gue juga mau ngenalin kalian para pemenang-pemenang Speech Contest dari masing-masing sekolah  yang bakalan jadi temen gue selama di sini. Oke, cekidot! 1. David (SMAN 3 Cikarang Utara) David ini orang batak yang hobinya ngebanyol. Cowok-cowok tapi cerewetnya minta ampun. Tingkat kepedeannya banget banget dah, ngingetin gue sama temen gue, Peha. Hampir samalah mereka. David orangnya perhatian ke semuanya, dan kalau nggak ada di antara kita semua mungkin trip kita k...

Butuh waktu beberapa hari setelah hari H buat nyelesein posting-an ini. Walaupun ngaret beberapa hari, ini nggak mempengaruhi rasa cinta gue buat blog gue kok *eaaa*. Langsung saja ya, tanpa basa-basi lagi? Yosh! Ulang tahun gue yang ke-16 ini beda banget sama ulang tahun gue yang ke 15. You know lah, kejadian-kejadian yang terjadi pada saat gue 15 tahun tuh... rasanya nggak perlu gue flashback lagi ya, tidak baik mengungkit hal yang menyakitkan disaat sedang berbahagia :) oke, kenapa beda? Soalnya... tunggu, gue nggak boleh spoiler. Gue harus ceritain urut dari awal. Berawal dari Amira dan Dewi yang nanya, “Aldi kesini nggak jemput lo?” dengan rasa was-was dan gue tahu apa rencana mereka, gue nggak bisa bohong. Gue ngangguk dengan perasaan yang sama sekali nggak enak. “oke, kalau dia udah nyampe, kasih tahu gue. Harus kasih tau gue!” Dewi ngancem dengan suara dan tatapannya yang bisa nyiutin nyali orang—yang belum terbiasa ya :p. Begitu Aldi udah dateng, Yuyun dengan semangat ’45-...

Allhamdulillah, ya Allah. You have given me the chance to reach some of my dreams by your help. I've never gotten this before, and by your help and.... my prays and my efforts, I got this rare opportunity. Maybe the 'thanks' for you it's not enough to express my grateful to you, it's too much to say. Again, thank you. Thank you very much of all you've given to me, especially for this chance that you gave to me. Hmm I guess this is a special gift, isn't it? Hihi I'm joking >< the last, it's all because of you. A ton of thanks is just for you, Allah SWT :)

Gue akan menjelaskan apa yang disebut PPS itu. Kata Gian, PPS itu icon sekolah. Ya, kurang lebih seperti itu. Tapi kalau pengertian lengkapnya mungkin, sebagai wakil para murid atau perwakilan anggota OSIS. Itu sih kalau pengertian menurut gue ya hehehe. Kalau ada yang mau berpendapat lain, monggo :) kenapa tiba-tiba gue ngebahas ini? Karena, yaa, you know lah apalagi alesannya kalau bukan karena paksaan? Hahaha karena nggak ada lagi yang mau ikut jadi peserta PPS di #FREE (Federation of Science Five), gue memutuskan buat nemein Reisa jadi peserta. Berawal dari cuma mau nemenin dan nggak ada niat, sampe gue coba semaksimal gue buat mempersiapkan diri gue. Ya, sebenernya kemauan makin menjadi begitu kita sudah mencapai tahap yang menurut kita menegangkan. Itu yang gue alami secara pribadi. Tahap awal itu karantina. Semua peserta wajib mengikuti masa karantina kalau memang ingin menjadi PPS. Pada masa karantina itu, kita diberi beberapa materi. Seperti materi mengenai Public Spea...

“Aku ada dimana?”                 Lelaki itu memalingkan pandangannya dari sisi kiri ke kanan, berulang kali ia melakukannya sampai ia dapat menemukan jawaban yang dapat memuaskannya. Namun sayang, ia tidak tahu. Lelaki itu pun sama sekali tidak menemukan seseorang yang dapat dipertanyakan tentang keberadaannya sekarang.                 Lelaki itu mulai memberanikan diri menyusuri tempat yang sama sekali tidak diketahuinya itu. Tempat ini belum pernah ia lihat sebelumnya, dan membuatnya sulit untuk mendeskripsikan tempat ini seperti apa. Rasa takut mulai mencekam begitu dirinya menemukan sesosok perempuan yang sedang terduduk diam dengan tatapan lurus ke depan.                 “Jangan takut. Sini, duduk di sebelahku.” Ujar perempuan tersebut sambil menatap l...

Happy New Year, everybody! Maaf ya ngucapinnya telat! Yang pasti gue bakal ngepost postingan ini ga tepat di hari tahun barunya. Kenapa? Sama sekali ga ada akses internet di rumah Nenek. Ada sih warnet, tapi mending ga usah lah. Kumpul-kumpul aja sama keluarga besar lebih baik :-) Oke, gue nulis ini udah beberapa jam menuju tahun baru. Hmm masih lama sih, masih sore di sini. Tapi, momennya pas banget nih. Gue lagi di kamar, dengerin lagu-lagu Taylor Swift yang ga ngebosenin, jendela kebuka disertai rintik-rintik hujan dan angin sepoi-sepoi Bandung yang membuat sejuk. Enak banget, kan, kalau waktu kaya gini kita gunain buat ngepost? Bener banget! Jadi, sekarang gue mau mulai dari menceritakan kenapa gue bisa terdampar di rumah Nenek tanpa orang tua. Gue berangkat dari Cikarang ke Bandung tanggal 28 Desember 2012. Berangkatnya engga pake mobil kaya biasanya. Tapi, naik bis Parahyangan. Gue berangkat ke Bandung disertai dengan kedua adik gue (Icha & Elmo) dan Ayah. Berangkat jam ...

Setelah kehilangan dua orang yang dia sayangi, Naruto kembali kehilangan sosok yang ia sayangi. Setelah kehilangan Kushina dan Minato, Naruto kehilangan teman sesama shinobi yang kenyataannya cuek, tapi ternyata peduli. Naruto, untuk pertama kalinya kehilangan teman untuk selama-lamanya. Hyuuga Neji. Neji melindungi Hinata dan Naruto pada saat Juubi menyerang Naruto Neji... Neji meninggal di pelukan Naruto :') Hyuuga Neji meninggal pada tanggal 18 Desember 2012. Neji meninggal pada saat melindungi Hinata—yang sedang melindungi Naruto. Neji meninggal pada saat tertusuk hujan kayu yang di keluarkan Juubi saat Juubi menyerang para Shinobi Rongugen. Neji meninggal tepat sekali di pelukkan Naruto. Dahulu, Neji membenci Hinata dikarenakan dia terlalu lemah. Dia mencoba untuk memaksakan Hinata menjadi kuat, dengan cara yang salah. Dengan cara menyerangnya habis-habisan pada saat ujian Chuunin. Alhasil, Hinata justru semakin lemah dan bahkan tidak sadarkan diri. Pert...

Yaaaa entah kenapa saya ingin sekali menuliskan perihal ini. Kalau saya bilang dengan istilah ‘lama’, kesannya seperti benar-benar sudah lama. Tapi, yang saya maksud lama di sini adalah keluarga yang harus… saya tinggalkan. Walaupun saya sama sekali tidak rela untuk meninggalkan mereka semua. Keluarga-keluargaku yang sudah menemaniku hampir satu tahun penuh. Keluarga-keluargaku yang berasal dari berbagai jenis organisasi dan beragam tingkat usia. Saya harus berterima kasih, kepada mereka yang sudah menggiringku sampai sekarang. Yang juga sudah menggiring teman-temanku yang lain, dengan tingkat kesabaran yang pastinya tidak mudah. Padahal, saya ingin sekali menggantikan posisi mereka. Saya ingin merasakan apa yang mereka rasakan, bagaimana tindakan menghadapi kita-kita yang ‘seperti ini’, dan masih banyak lagi yang ingin saya rasakan. Tapi, semuanya sudah terlanjur. Sudah berapa event ya, yang sudah kita lakukan bersama-sama? Sekitar 7 acara yang kami rangkai bersama-sama. Bai...